Reses di Wonokromo, Lilik Hendarwati Soroti Pungutan Sekolah dan Dorong Akses Permodalan UMKM

Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari Komisi C, Lilik Hendarwati, kembali turun ke masyarakat untuk menyerap aspirasi warga, kali ini di Karangrejo VIII RT 6 RW 2, Kecamatan Wonokromo, Surabaya, Kamis malam (3/7/2025).

Dalam reses tersebut, Lilik menjelaskan bahwa sebagai anggota Komisi C, ia fokus pada isu-isu keuangan daerah, termasuk pengawasan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kemitraan dengan BPKAD, Bapenda, BUMD, serta OPD penghasil PAD lainnya. Namun yang terpenting, ia datang untuk mendengarkan langsung suara masyarakat.

“Peran kami di DPRD adalah pengawasan, penganggaran, dan legislasi. Karena itu, saya datang langsung agar bisa menjembatani kebutuhan warga kepada Pemprov,” tegasnya.

Dalam forum tersebut, warga menyampaikan sejumlah keluhan, mulai dari mahalnya biaya pendidikan hingga sulitnya akses modal bagi pelaku UMKM.

Salah satu warga, Bambang, menyuarakan kekhawatiran terkait mahalnya biaya study tour di sekolah negeri yang kerap membebani wali murid. Ia juga menyinggung soal uang komite yang meskipun disebut “sukarela”, tetap ditagih secara rutin, serta program makan gratis yang belum dirasakan manfaatnya.

Menanggapi hal itu, Lilik menegaskan bahwa study tour tidak wajib dan tidak boleh memaksa siswa atau orang tua. Ia mengatakan bahwa pihaknya sudah mengingatkan Dinas Pendidikan terkait hal ini.

“Kami sudah sampaikan ke dinas agar sekolah tidak menjadikan study tour sebagai kewajiban. Tapi memang seringkali muncul atas inisiatif siswa. Perlu pendekatan dari orang tua juga untuk mengedukasi anak-anak,” jelasnya.

Soal pungutan komite, Lilik mengakui bahwa masih ada celah yang kerap dimanfaatkan pihak sekolah untuk menutup biaya operasional tambahan. Ia berjanji akan terus mengawal agar pungutan seperti itu tidak memberatkan warga.

Warga lain, Ibu Andayani, mengangkat isu keterbatasan akses permodalan UMKM. Ia berharap ada skema pinjaman modal yang ringan dan mudah diakses oleh pelaku usaha kecil di lingkungan RT.

Lilik merespons dengan menawarkan solusi berbasis kelompok. Ia menyebutkan bahwa saat ini sudah tersedia program pinjaman dari Bank Jatim Syariah dan BPR dengan skema tanggung renteng.

“Permodalan bisa diajukan secara berkelompok. Pemerintah melalui bank daerah punya program pinjaman ringan berbasis syariah. Kami siap memfasilitasi sosialisasinya di sini,” katanya.

Di akhir kegiatan, Lilik menyampaikan apresiasi atas kekompakan dan semangat warga, khususnya ibu-ibu yang aktif dalam pengajian dan senam. Menurutnya, keseimbangan antara jasmani dan rohani merupakan modal sosial penting dalam membangun masyarakat yang kuat.

“Warga RT 6 ini luar biasa. Sehat secara jasmani dan ruhani. Ini aset sosial yang tak ternilai,” pungkasnya.{}

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top