Pemerintah pusat resmi menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi hingga 20 persen. Kebijakan ini disambut positif oleh kalangan legislatif Jawa Timur karena dinilai mampu meringankan beban petani menjelang musim tanam akhir tahun.
Namun, di balik kabar gembira tersebut, Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Khusnul Khuluk, mengingatkan pentingnya pengawasan ketat terhadap kios pupuk nakal yang kerap menjual di atas harga resmi.
“Dengan turunnya pupuk bersubsidi, tentu petani akan senang dan bahagia karena sangat membantu dari sisi pembiayaan,” ujar Khusnul, yang juga anggota Fraksi PKS DPRD Jatim, Senin (27/10/2025).
“Tapi pemerintah harus tetap memastikan harga di lapangan tidak melebihi HET, karena biasanya ada oknum-oknum kios yang nakal menjual di atas harga yang ditetapkan,” tegasnya.
Khusnul menilai kebijakan penurunan harga ini akan efektif jika disertai pengawasan distribusi dan stok pupuk yang merata di tingkat petani. Ia meminta dinas terkait di daerah turut aktif memantau distribusi agar tidak terjadi kelangkaan maupun permainan harga.
“Alhamdulillah, atas nama petani kami berterima kasih pada kementerian terkait yang sudah menurunkan harga pupuk dan menjaga ketersediaannya. Tapi tetap, pengawasan di lapangan harus diperkuat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Khusnul juga menyoroti kebutuhan pupuk subsidi bagi petani hortikultura yang hingga kini masih menunggu penyesuaian harga.
“Untuk petani tebu sudah tersalurkan dengan baik, sementara petani hortikultura masih menunggu. Walaupun tidak sebanyak petani padi, mereka tetap butuh perhatian,” tambahnya.
Legislator Fraksi PKS dari dapil Lumajang-Jember ini berharap, penurunan HET pupuk bersubsidi dapat menjadi momentum untuk memperbaiki sistem distribusi dan menertibkan praktik jual beli di atas HET, agar kebijakan pemerintah benar-benar dirasakan manfaatnya oleh para petani di seluruh Jawa Timur.{}
