Dua pengemudi ojek online ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di hari yang sama, Minggu pagi (27/7). Seorang pria asal Surabaya ditemukan dalam kondisi gantung diri, sementara seorang perempuan asal Sidoarjo ditemukan tak bernyawa, tubuhnya terbungkus plastik dan kardus di wilayah Gresik.
Tragedi memilukan ini menyisakan duka mendalam dan mengundang keprihatinan luas, terutama dari kalangan wakil rakyat.
Ketua Fraksi PKS DPRD Jawa Timur, Lilik Hendarwati, angkat suara menyikapi peristiwa ini. Dalam pernyataan resminya, Lilik menyebut kejadian tersebut sebagai “tangisan sunyi dari jalanan” yang harus didengar dan ditindaklanjuti secara serius oleh negara.
“Dalam sepekan ini, hati kita tercabik menyaksikan dua tragedi memilukan menimpa para pekerja ojek online. Satu ditemukan gantung diri karena tekanan hidup yang mencekik, satu lagi dibunuh saat berjuang mengais rezeki,” ujar Lilik, yang juga anggota DPRD Jatim dari Dapil Surabaya.
Menurutnya, kedua korban bukan sekadar pengemudi. Mereka adalah pejuang nafkah, ayah dan ibu dari keluarga yang menaruh harapan pada setiap kilometer perjalanan mereka.
“Duka ini bukan hanya milik keluarga mereka, tapi milik kita semua. Ini bukan semata tragedi personal, melainkan potret getir dari kondisi sosial-ekonomi dan keamanan masyarakat kita hari ini. Jika negara belum mampu memberi kesejahteraan yang layak, maka paling tidak: beri mereka rasa aman,” tegas legislator PKS yang punya binaan komunitas ojol ini.
Ia menyerukan agar pemerintah tidak lagi menutup mata terhadap nasib para pekerja sektor informal yang rentan secara ekonomi maupun keamanan. Lilik mengusulkan serangkaian langkah konkret: mulai dari perlindungan hukum dan keamanan bagi pengemudi ojol dan kurir, pembentukan sistem pengaduan dan perlindungan berbasis komunitas, hingga skema jaminan sosial dan bantuan produktif bagi pekerja harian.
Tak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya penyediaan fasilitas istirahat dan titik aman di ruang publik, serta pemberdayaan ekonomi khususnya bagi perempuan pekerja informal yang menjadi tulang punggung keluarga.
“Negara tak boleh kalah oleh keheningan derita warganya. Jangan tunggu tragedi berikutnya untuk membuat kita sadar,” katanya.
Lilik turut mengajak masyarakat untuk peduli dan saling menjaga. Kepada para pengemudi ojol, ia menyampaikan empati dan penghargaan setinggi-tingginya atas perjuangan mereka yang kerap tak terlihat.
“Perjuangan kalian bukan remeh. Kalian adalah tulang punggung ekonomi rakyat. Kami dengar suara kalian. Kami akan terus suarakan hak kalian. Keadilan sosial bukan sekadar janji konstitusi, tapi tugas mulia kita bersama,” pungkasnya.
Tragedi yang menimpa dua pengemudi ojol ini menjadi peringatan keras bahwa di balik riuhnya kendaraan dan lalu lintas kota, ada jeritan diam yang tak boleh lagi diabaikan.{}



