Anggota DPRD Jawa Timur dari Dapil 9 (Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Magetan, Ngawi), Agus, menyoroti bencana banjir yang kembali melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Trenggalek. Ia menyatakan keprihatinannya karena banjir seolah menjadi kejadian tahunan yang berulang tanpa solusi nyata.
Hujan deras pada Rabu (4/6/2025) malam memicu serangkaian bencana alam di Kecamatan Watulimo, Trenggalek.
Bencana alam pun terjadi kembali di Desa Prigi dan Tasikmadu, keduanya di Kecamatan Watulimo, Trenggalek.
“Banjir di Kabupaten Trenggalek ini kayaknya sudah menjadi rutinitas. Misalnya di Watulimo itu di Desa Prigi, Desa Tasikmadu. Kemudian di daerah kota, seperti Kecamatan Kota dan Kecamatan Pogalan, juga sampai di wilayah selatan seperti Gandusari. Kalau hujan deras beberapa hari saja, pasti banjir,” ungkap Agus.
Menurutnya, situasi ini tidak bisa terus dibiarkan dan tidak boleh menjadi tradisi tahunan. Ia mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengambil langkah konkret dengan menggandeng pemerintah daerah dan berbagai instansi vertikal terkait.
“Harapan saya, Pemprov Jatim bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengambil langkah strategis jangka panjang. Jangan hanya tanggap darurat, tapi harus menyentuh akar masalah,” tegasnya.
Agus menekankan pentingnya rehabilitasi kawasan hulu seperti lereng gunung yang gundul, serta normalisasi sungai yang mulai mengalami pendangkalan dan penyempitan. Ia menyebut, pihak seperti Perum Perhutani juga perlu dilibatkan.
“Kalau sumber masalahnya ada di hutan yang gundul, maka perlu penghijauan dan perhatian serius dari semua pihak, termasuk Perhutani. Sungai juga harus dinormalisasi pelan-pelan,” ujarnya.
Ia memahami bahwa kondisi keuangan negara tengah dalam tahap efisiensi, namun menurutnya, hal itu bukan alasan untuk tidak memiliki strategi jangka panjang.
“Mungkin dalam 1-2 tahun belum bisa bebas banjir, tapi kalau kita punya target 10 tahun, dengan langkah bertahap seperti penghijauan, normalisasi sungai, dan penataan bangunan yang menutup drainase, pasti bisa,” tambahnya.
Agus juga mengingatkan bahwa banjir tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga menimbulkan penderitaan masyarakat.
“Kerugian material jelas, perabotan rusak, barang elektronik basah. Ini menyengsarakan warga. Maka saya berharap Pemprov Jatim, Pemkab Trenggalek, dan instansi lain betul-betul bersinergi agar banjir tidak jadi rutinitas setiap tahun,” pungkasnya.{}