Agus Cah DPRD Jatim Minta Pemprov Kawal Pembangunan Bendungan Bagong di Trenggalek: Berdampak Luas ke Masyarakat

Anggota DPRD Jawa Timur dari Dapil IX (Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Magetan, Ngawi), Agus Cahyono, menyoroti pentingnya percepatan pembangunan Bendungan Bagong di Kabupaten Trenggalek. Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut dinilai memiliki dampak besar bagi ketahanan pangan, pengendalian banjir, dan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Menurut Agus, Pemerintah Provinsi Jawa Timur perlu terus mengawal progres pembangunan Bendungan Bagong agar tetap sesuai target. Ia mengingatkan bahwa keterlambatan pengerjaan dapat menimbulkan efek domino bagi lingkungan dan masyarakat.

“Pembangunan Bendungan Bagong ini berdampak luas, salah satunya adalah sedimentasi di sungai. Jika proyek tidak segera tuntas, saat musim hujan potensi banjir bisa meningkat karena air membawa lumpur ke sungai-sungai sekitar,” jelas Agus.

Agus menyebutkan bahwa pembangunan bendungan tersebut menggunakan anggaran dari APBN dan hingga kini masih dalam posisi aman karena tetap masuk dalam daftar proyek strategis nasional.

“Beberapa PSN memang ada yang dihentikan karena efisiensi APBN, tapi untuk Bendungan Bagong ini masih berjalan. Harapan kita segera selesai,” ujarnya.

Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa Bendungan Bagong memiliki multifungsi penting, selain untuk irigasi pertanian, juga berfungsi sebagai pengendali banjir dan bahkan rencana suplai energi listrik (PLTA) di masa depan.

“Kalau target irigasi tercapai, otomatis berpengaruh pada ketahanan pangan. Lahan sawah yang bisa diairi akan lebih luas, hasil panen meningkat, dan dampaknya langsung terasa bagi ekonomi masyarakat,” tutur legislator dari Fraksi PKS tersebut.

Ia menambahkan, keberadaan bendungan ini juga berpotensi menjadi objek wisata strategis yang dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Trenggalek, karena lokasinya yang relatif dekat dari pusat kota.

Selain itu, kata Agus, bendungan ini juga akan mengurangi risiko banjir yang selama ini menjadi kendala bagi investor dan pelaku usaha di kawasan Trenggalek dan sekitarnya.

“Kalau banjir bisa dikendalikan, otomatis iklim investasi juga lebih kondusif. Banyak peluang usaha yang bisa tumbuh karena risiko bencana berkurang,” tandasnya.

Agus menegaskan, dengan kekayaan alam dan potensi pertanian, peternakan, serta perikanan yang dimiliki wilayah Trenggalek, pembangunan Bendungan Bagong menjadi salah satu tumpuan strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

“Apalagi bendungan berpotensi jadi tempat wisata baru, bisa menambah PAD dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitar. Karenanya Pemprov Jatim harus terus memastikan proyek ini selesai tepat waktu agar manfaatnya bisa segera dirasakan masyarakat,” pungkasnya.{}

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top