Program Makan Bergizi Gratis yang akan dilaksanakan pemerintah membuat anggota Fraksi PKS DPRD Jawa Timur Khusnul Khuluk khawatir atas nasib petani dan peternak. Karena program itu berpotensi membuka keran impor yang mengakibatkan petani dan nelayan gulung tikar.
“Jika tikarnya sudah digulung ya sulit bangkit,” katanya.
Menurutnya, gulung tikarnya petani dan peternak akan terjadi jika stok yang dibutuhkan untuk memenuhi Program Makan Bergizi Gratis ini secara nasional habis. Sehingga diperlukan impor untuk menjalankan program ini.
“Diprediksi oleh sebagian besar para praktisi dan ahli, kemungkinan stok yang dimiliki, hanya mampu bertahan 4 sampai 5 bulan, setelah itu habis. Jika habis kemungkinan besarnya, akan impor. Petani dan peternak kita makin tidak berdaya,” tegasnya.
Karena ada kata “bergizi”, ujarnya, program yang akan dijalankan pemerintah tahun 2025 ini tentu membutuhkan berbagai komponen seperti daging, susu, telur dan sebagainya.
Karenanya, Khusnul meminta pemerintah memproteksi petani dan nelayan yang terancam dengan dimulainya program pemerintah pusat itu.
Yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, menurutnya adalah menguatkan swasembada pangan. Meski demikian, menurutnya, akan tetap sulit jika keran impor dibuka oleh pemerintah pusat.
“Ini kaitannya dengan pemerintah pusat, kalau hanya provinsi saja serius, sementara keran impor dilepas, sama saja,” ujarnya.
Khusnul juga berharap, pemerintah banyak menggelar pelatihan-pelatihan untuk menguatkan ketrampilan, juga penguatan modal untuk UMKM yang sangat diperlukan oleh masyarakat saat keran impor mulai dibuka.
Karena menurutnya, dampak pemerintah melakukan impor besar-besaran ini menghimpit para petani dan peternak. Pemerinta Provinsi Jawa Timur harus punya tindakan antisipatif untuk menyelamatkan masyarakat, khususnya petani dan peternak.{}