Kasus Influenza Melonjak, Puguh DPRD Jatim Minta Dinkes Bergerak Cepat dan Warga Perkuat Imunitas

Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Puguh Wiji Pamungkas, meminta Pemerintah Provinsi Jatim melalui Dinas Kesehatan bergerak cepat merespons lonjakan kasus influenza yang kini menempatkan Jawa Timur sebagai provinsi dengan jumlah kasus tertinggi di Indonesia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sebelumnya melaporkan peningkatan signifikan kasus influenza sejak September 2025. Tren ini diperkirakan akan berlanjut hingga awal tahun depan seiring perubahan musim. Jawa Timur menjadi wilayah dengan jumlah kasus terbanyak, disusul Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.

Menurut data Kemenkes, peningkatan terjadi konsisten selama empat minggu terakhir, dari minggu ke-33 hingga minggu ke-37 tahun 2025. Total kasus influenza di Jatim sepanjang pekan pertama hingga pekan ke-39 tercatat 344.664 kasus.

Puguh menilai kondisi ini harus menjadi peringatan bagi semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah.

“Kasus influenza yang meningkat signifikan ini perlu menjadi kewaspadaan bersama. Jawa Timur bahkan menduduki posisi tertinggi dengan lebih dari 344 ribu kasus. Ini harus ditanggapi secara serius oleh segenap masyarakat,” ujar Puguh, yang juga Sekretaris Fraksi PKS DPRD Jatim, Senin (27/10/2025).

Ia mengimbau masyarakat untuk memperkuat perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), termasuk menggunakan masker saat sedang flu, menjaga pola makan bergizi, dan mengonsumsi vitamin untuk meningkatkan imunitas.

“Masyarakat perlu sadar untuk menjaga daya tahan tubuh, dan jangan menunda ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala berat. Jangan menyepelekan flu, karena jika dibiarkan bisa berkembang menjadi infeksi saluran pernapasan yang lebih serius,” tegasnya.

Selain itu, Puguh juga mendorong Dinas Kesehatan Provinsi Jatim beserta jajarannya untuk segera mengambil langkah strategis agar tren peningkatan kasus tidak terus berlanjut.

“Dinas Kesehatan harus melakukan langkah promotif dan edukatif secara masif sampai ke tingkat paling bawah, berkolaborasi lintas sektor dengan dinas kabupaten/kota dan puskesmas di desa,” ujarnya.

Puguh juga berharap pemerintah dapat memantau kemungkinan adanya varian baru influenza yang berpotensi lebih berbahaya.

“Kita berharap ini bukan varian yang membahayakan seperti yang pernah terjadi pada masa pandemi COVID-19. Karena itu, langkah pencegahan dan edukasi masyarakat menjadi kunci agar wabah ini tidak semakin meluas,” pungkasnya.{}

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top