Wujudkan Swasembada Pangan, Khusnul Khuluk Dorong Pemerintah Atur Pola Tanam dan Penuhi Kebutuhan Petani

Anggota DPRD Jawa Timur, Husnul Khuluk, mendengarkan langsung keluhan warga Desa Labruk Lor, Kecamatan Lumajang, dalam agenda Reses II Tahun 2025. Sejumlah persoalan strategis disampaikan warga, mulai dari kerusakan lahan akibat hama tikus, krisis air irigasi, hingga kebutuhan peralatan untuk mendukung pelaku UMKM.

Salah satu persoalan mendesak yang diungkap warga adalah serangan hama tikus yang merusak lahan pertanian dan mengganggu hasil panen. Warga berharap ada langkah konkret dari pemerintah agar serangan hama bisa diminimalisir.

“Lahan kami sering dirusak oleh hama tikus. Mohon perhatian agar tanaman kami tidak terus-menerus rusak,” keluh seorang warga.

Krisis air irigasi juga menjadi perhatian utama. Warga mengusulkan pengadaan pompa air tenaga surya untuk membantu pengairan sawah mereka.

Menanggapi hal tersebut, Khusnul Khuluk menyatakan komitmennya untuk mengawal aspirasi masyarakat. Ia menilai permasalahan yang terjadi erat kaitannya dengan upaya mewujudkan swasembada pangan yang menjadi target pemerintah pusat.

“Ini menyangkut perintah swasembada pangan nasional. Kita upayakan pompa air tenaga surya untuk Labruk Lor, karena memang belum pernah dapat,” kata Khusnul.

Ia menjelaskan bahwa secara jadwal, pengadaan bisa saja baru terealisasi tahun 2027, namun kebutuhan warga yang mendesak mendorongnya untuk mencari percepatan solusi.

Politisi PKS dari daerah pemilihan Jember-Lumajang itu juga menyoroti pentingnya pengaturan pola tanam yang serentak guna menekan populasi hama. Ia mendesak pemerintah agar hadir aktif dalam mengatur jadwal tanam petani.

“Kalau tanam serentak, insya Allah serangan hama bisa ditekan. Pemerintah harus turun tangan mengatur pola tanam,” tegasnya.

Di sektor UMKM, warga juga menyampaikan kebutuhan akan mesin adonan untuk produksi kue donat dan olahan lainnya. Hal ini dinilai penting untuk meningkatkan produktivitas pelaku usaha kecil di desa tersebut.

“Kami biasa menggiling adonan ke luar desa. Kalau ada alat di desa, bisa lebih hemat dan efisien, bahkan bisa disewakan untuk warga lainnya,” ujar seorang pelaku UMKM.

Khusnul menyambut baik aspirasi tersebut. Ia menilai penguatan UMKM sangat penting bagi ketahanan ekonomi masyarakat desa. Sebagai bentuk dukungan nyata, ia menyatakan akan menggunakan dana pribadinya untuk membantu pengadaan alat adonan donat.

“Ini penting untuk kita support. Makanya alat adonan donat akan kita bantu dari anggaran pribadi,” pungkasnya.

Khusnul juga mendorong adanya penyuluhan berkala tentang keseimbangan penggunaan pupuk kimia dan organik agar para petani tidak bergantung pada satu jenis pupuk saja. Ia berharap seluruh elemen, baik pemerintah pusat maupun daerah, bersinergi dalam menciptakan ekosistem pertanian yang mandiri dan berkelanjutan.{}

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top