Wakil Ketua Komisi A DPRD Jatim Agus Cahyono: Kuota Santri di Polri Bisa Jadi Jawaban atas Keresahan Publik

Wakil Ketua Komisi A DPRD Jawa Timur, Agus Cahyono, menilai bahwa keresahan publik terhadap Polri, sebagaimana terekspresikan dalam lagu Bayar, Bayar, Bayar yang tengah viral, harus menjadi perhatian serius. Ia menilai, langkah Polri yang memberi kuota prioritas bagi santri dan penghafal Al Quran untuk menjadi anggota, bisa menjadi solusi.

Menurut Agus, persepsi negatif masyarakat terhadap kepolisian mencerminkan adanya persoalan memang perlu segera dibenahi, terutama terkait integritas dan transparansi institusi tersebut.

Karenanya, sebagai langkah perbaikan, Agus mendukung penuh kebijakan Polri yang memberikan kuota prioritas bagi santri pondok pesantren dan penghafal Al-Qur’an dalam penerimaan anggota Polri tahun 2025.

Ia menyampaikan, kehadiran santri dengan latar belakang pendidikan agama yang kuat dapat menjadi elemen penting dalam membangun Polri yang lebih profesional dan berintegritas.

“Lulusan pesantren itu dibutuhkan dalam tubuh Polri karena mereka sudah tertempa dalam hal moralitas dan kepribadian. Dengan adanya kuota khusus ini, saya harap Polri bisa lebih baik ke depannya,” ujar legislator PKS itu.

Agus juga menyoroti pentingnya komitmen Polri dalam mewujudkan rekrutmen yang benar-benar bersih, transparan, dan bebas dari praktik transaksional. Ia berharap, penerimaan anggota Polri 2025 bisa menjadi titik balik bagi institusi kepolisian dalam meningkatkan kepercayaan publik.

“Slogan BETAH (Bersih, Transparan, Akuntabel, dan Humanis) dalam rekrutmen Polri harus diwujudkan secara nyata, bukan hanya sekadar jargon. Jangan sampai ada oknum yang bermain di dalamnya, karena itu hanya akan memperburuk citra kepolisian,” tegasnya.

Sebagai provinsi dengan jumlah pesantren terbesar di Indonesia, Jawa Timur disebut memiliki potensi besar dalam menyuplai calon anggota Polri yang memiliki integritas tinggi.

Agus berharap, dengan kebijakan ini, Polri dapat menghadirkan perubahan yang nyata dalam tubuh institusi, sekaligus membuktikan kepada masyarakat bahwa kepolisian benar-benar berbenah.

“Input yang baik akan menghasilkan output yang baik. Jika calon anggota Polri berasal dari mereka yang memiliki dasar moral dan karakter kuat, maka ke depan Polri bisa menjadi institusi yang lebih profesional, bersih, dan dipercaya masyarakat,” pungkasnya.{}

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top