Soal Lonjakan Kasus HIV di Surabaya, Lilik Hendarwati: Edukasi Harus Serius, Menyeluruh, dan Masuk ke Sekolah

Ketua Fraksi PKS DPRD Jawa Timur yang juga anggota DPRD Jatim dari Dapil Surabaya, Lilik Hendarwati, menyoroti meningkatnya kasus HIV/AIDS di Kota Surabaya yang kini tercatat sebagai kasus tertinggi di Jawa Timur.

Berdasarkan data terbaru, Surabaya mencatat 368 kasus, disusul Kabupaten Sidoarjo 270 kasus, Jember 229 kasus, dan Pasuruan 209 kasus.

Lilik menyampaikan keprihatinannya dan menegaskan bahwa lonjakan ini merupakan alarm serius bagi Pemerintah Kota Surabaya untuk bergerak lebih cepat dan lebih terarah.

“Kita semua prihatin dengan meningkatnya angka HIV di Surabaya. Ini alarm penting bahwa Surabaya membutuhkan langkah yang lebih serius, terarah, dan menyeluruh,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah memiliki kewajiban besar memberikan edukasi yang tepat kepada masyarakat sebagai upaya pencegahan. Edukasi tersebut harus berisi informasi yang benar, jelas, dan mudah dipahami, sehingga masyarakat bisa tahu cara menghindari dan mencegah penularan HIV tanpa memicu kepanikan.

“Edukasi harus dilakukan di ruang publik dan masuk ke sekolah-sekolah. Anak-anak dan remaja perlu memahami kesehatan reproduksi, risiko penularan, dan cara melindungi diri,” jelas Lilik.

Ia menegaskan bahwa edukasi sejak dini bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk membekali generasi muda dengan pengetahuan yang benar agar tidak mudah terjebak perilaku berisiko.

Lilik juga mengingatkan perlunya kolaborasi berbagai pihak, pemerintah, sekolah, tenaga kesehatan, komunitas, hingga tokoh agama, untuk bersama-sama memberikan edukasi yang tepat dan berpijak pada data.

“Kita harus bijak bertindak, tetapi tetap waspada sejak awal,” tambahnya.

Pendekatan yang diambil, menurutnya, harus humanis, tidak menimbulkan stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS, serta tidak menimbulkan kepanikan publik.

Lilik menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa peningkatan kesadaran adalah dasar penting dalam upaya melindungi masyarakat dan menekan laju penularan HIV di Surabaya.

“Dengan edukasi yang benar dan respons yang terkoordinasi, kita bisa menekan penularan HIV tanpa stigma dan tanpa kepanikan. Kesadaran adalah langkah pertama menuju perlindungan,” tegasnya.{}

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top