Rokok Ilegal dari Batam Ancam Industri Lokal, Harisandi: Petani Tembakau Madura di Ujung Tanduk

Peredaran rokok ilegal asal Batam, Riau, di Madura menimbulkan keresahan baru bagi petani tembakau dan industri rokok lokal. Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur asal Madura, Harisandi Savari, menyebut kondisi ini bisa menjadi ancaman serius bagi ribuan tenaga kerja serta petani yang selama ini menggantungkan hidup dari tembakau Madura.

“Pabrik rokok di Madura sedang tumbuh dan telah menyerap ribuan tenaga kerja. Ekonomi masyarakat mulai membaik. Tapi dengan adanya rokok Batam yang dijual murah, semua ini bisa hancur,” kata Harisandi.

Menurut politisi asal daerah pemilihan Madura tersebut, beberapa merek rokok ilegal seperti San Marino dan Manchester masih beredar bebas di pasar lokal. Produk ilegal ini, tegasnya, tidak memberi kontribusi apa pun bagi masyarakat Madura.

“Bahan bakunya belum tentu dari tembakau Madura, buruhnya bukan orang Madura, dan hasilnya juga tidak masuk ke perekonomian daerah. Hanya segelintir pihak saja yang diuntungkan. Sementara petani tembakau kita jelas-jelas di ujung tanduk,” tegas Harisandi yang juga menjabat Ketua Kadin Pamekasan.

Ia mengingatkan, jika distribusi rokok lokal terganggu, otomatis kebutuhan tembakau akan berkurang, sehingga akan ada pengurangan buruh pabrik secara besar-besaran. “Ini praktik simbiosis parasitisme yang berbahaya. Kalau tidak segera dihentikan, perekonomian Madura bisa terpuruk,” ujarnya.

Lebih jauh, Harisandi menyoroti bahwa dampak negatif peredaran rokok ilegal bukan hanya pada masyarakat, tetapi juga pada penerimaan negara. Pada 2024, Madura tercatat menyumbang Rp 1,3 triliun dari cukai tembakau dan rokok.

“Kalau pasar rokok lokal diganggu rokok ilegal dari Batam, pendapatan negara juga pasti tergerus. Negara harus hadir, Bea Cukai harus turun tangan,” tegasnya.

Menanggapi hal tersebut, Megatruh Yoga Brata, Pejabat Fungsional Ahli Pertama Bea Cukai Madura, mengakui bahwa peredaran rokok ilegal dari luar memang mulai muncul di Madura. “Kami berusaha untuk menghentikan peredarannya,” ujarnya singkat.

Harisandi berharap pemerintah bergerak cepat agar industri rokok lokal tidak runtuh. “Jangan biarkan petani dan buruh rokok kita jadi korban. Ini menyangkut masa depan ekonomi Madura,” pungkasnya.{}

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top