Ketua Fraksi PKS DPRD Jawa Timur yang juga Anggota Komisi C, Lilik Hendarwati, menyampaikan harapan besar terhadap jajaran direksi dan komisaris baru Bank Jatim.
Ia menegaskan pentingnya pembenahan menyeluruh, mulai dari tata kelola perusahaan, arah kebijakan kredit, hingga transformasi digital, agar Bank Jatim benar-benar hadir sebagai lembaga keuangan yang berpihak pada rakyat dan daerah.
“Sebagai anggota Komisi C DPRD Jawa Timur, saya menyambut terbentuknya jajaran direksi dan komisaris baru Bank Jatim dengan harapan besar akan terwujudnya tata kelola yang lebih profesional, transparan, dan berorientasi pada pertumbuhan inklusif. Kami di Komisi C telah memberikan rekomendasi secara detil sebagai bentuk tanggung jawab pengawasan dan kepedulian terhadap optimalisasi BUMD milik daerah ini,” tegasnya.
Meski rekomendasi tersebut belum mendapatkan tanggapan resmi dari pihak Bank Jatim, Lilik berharap masukan DPRD tetap menjadi bahan pertimbangan serius dalam langkah-langkah strategis ke depan. Ia menekankan bahwa Bank Jatim memiliki peran vital dalam mendukung ekonomi daerah, khususnya UMKM, dan memperluas inklusi keuangan masyarakat.
“Kami menantikan sinergi yang lebih terbuka dan konstruktif antara manajemen baru Bank Jatim dan DPRD sebagai mitra strategis pemerintah daerah. Kami percaya bahwa dengan komitmen kuat, integritas, dan visi yang tajam, jajaran baru mampu membawa Bank Jatim menjadi institusi keuangan daerah yang tidak hanya unggul secara bisnis, tetapi juga berpihak pada kepentingan rakyat Jawa Timur,” ujar legislator PKS ini.
Menurut Lilik, sejumlah tantangan besar sudah menanti jajaran baru, di antaranya adalah pemulihan kepercayaan publik dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG), transformasi digital, dan peningkatan penyaluran kredit produktif.
“Setelah dinamika di internal manajemen sebelumnya, direksi baru harus mampu memulihkan kepercayaan publik, pemegang saham, dan pemangku kepentingan melalui praktik tata kelola perusahaan yang baik, akuntabilitas, dan transparansi dalam pengambilan keputusan strategis,” katanya.
Ia juga menyoroti perlunya transformasi digital yang cepat dan relevan, termasuk kesiapan SDM dan budaya kerja di internal, agar Bank Jatim tidak tertinggal dari pesaing, terutama fintech.
Selain itu, menurutnya, kinerja intermediasi Bank Jatim masih perlu ditingkatkan, khususnya dalam penyaluran kredit produktif ke sektor-sektor strategis daerah seperti UMKM dan sektor riil. “Ini sekaligus tantangan agar bank ini lebih hadir untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.
Bank Jatim, tambah Lilik, juga harus memperkuat sinergi dengan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, serta memperluas akses dan literasi keuangan masyarakat, terutama di wilayah pelosok.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa langkah-langkah perbaikan yang harus dilakukan Bank Jatim antara lain reprofiling portofolio kredit agar lebih produktif, penguatan tata kelola dan transparansi, akselerasi digitalisasi, serta reformasi budaya kerja internal yang lebih profesional dan adaptif.
“Bank Jatim belum sepenuhnya menjadi financial backbone pemerintah daerah. Perlu pendekatan proaktif untuk terlibat dalam pembiayaan infrastruktur daerah, layanan keuangan untuk desa, dan program prioritas gubernur serta kepala daerah,” jelasnya.
Dalam hal pengawasan, Lilik mendorong adanya sistem pengawasan yang lebih strategis dan berkelanjutan. DPRD, khususnya Komisi C, menurutnya perlu dilibatkan secara aktif dalam proses evaluasi kinerja Bank Jatim, termasuk akses berkala terhadap data realisasi kredit dan rasio keuangan.
Ia juga mengusulkan pembentukan komite pengawasan khusus untuk BUMD strategis, audit budaya organisasi, sistem pelaporan publik yang transparan, serta digitalisasi sistem pengawasan dan deteksi risiko secara dini.
“Bank Jatim harus membuka kanal pelaporan kinerja yang mudah diakses publik dan pemangku kepentingan, seperti dashboard kinerja kuartalan dan laporan pelaksanaan rekomendasi audit. Kolaborasi dengan DPRD untuk forum tahunan akuntabilitas publik juga penting,” ujar Lilik.
Melihat potensi besar yang dimiliki Bank Jatim di tengah kondisi ekonomi daerah yang relatif tangguh dan peluang digitalisasi, Lilik menekankan pentingnya langkah strategis yang nyata agar Bank Jatim dapat menjadi motor penggerak ekonomi rakyat.
“Dengan leadership yang kuat, transparan, dan berani mengambil risiko strategis, Bank Jatim bisa menjelma menjadi BPD terdepan nasional. Tapi semua itu hanya bisa dicapai jika direksi dan komisaris baru mau mendengar, terbuka terhadap pengawasan, dan konsisten menjalankan reformasi,” pungkasnya.{}