Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur sekaligus Sekretaris Fraksi PKS DPRD Jatim, Puguh Wiji Pamungkas, menyoroti kasus penggerebekan pesta seks sesama jenis di sebuah kamar Hotel Midtown Residence Surabaya, Minggu (19/10/2025) dini hari.
Ia menilai peristiwa tersebut merupakan peringatan serius terhadap degradasi moral di Jawa Timur yang selama ini dikenal dengan kultur religius dan budaya santrinya.
“Ini tamparan keras bagi Jawa Timur yang memiliki kultur ketimuran dan nilai-nilai agamis yang kuat. Jika tidak segera disikapi, kasus seperti ini bisa mengancam moral dan spiritual generasi muda,” ujar Puguh di Surabaya, Senin (20/10/2025).
Menurut Puguh, perilaku menyimpang seksual bukan sekadar pelanggaran moral, tetapi juga dapat menimbulkan efek sosial yang luas apabila tidak segera diantisipasi oleh pemerintah.
“Perilaku menyimpang ini ibarat penyakit sosial. Bila tidak dimitigasi, akan menular dan merusak tatanan nilai di masyarakat. Pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah konkret,” tegasnya.
Legislator PKS itu mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan pengawasan dan penegakan moral publik, khususnya di kota-kota besar dengan mobilitas tinggi seperti Surabaya, Malang, dan Jember.
“Satpol PP harus rutin melakukan sidak ke tempat-tempat penginapan, hotel, maupun area publik yang berpotensi menjadi tempat aktivitas maksiat. Pengawasan ini penting sebagai bagian dari upaya pencegahan,” jelasnya.
Ia menambahkan, langkah penegakan hukum perlu diimbangi dengan pendekatan edukatif dan pembinaan moral, terutama bagi generasi muda. Hal ini menurutnya menjadi bagian dari tanggung jawab bersama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat.
“Mitigasi sosial tidak cukup dengan penindakan. Harus ada pembinaan karakter dan penguatan nilai-nilai spiritual agar generasi muda tidak mudah terjebak dalam perilaku menyimpang,” kata Puguh.
Di akhir pernyataannya, Puguh menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh abai terhadap fenomena semacam ini. Ia meminta agar kejadian di Surabaya menjadi pelajaran bersama untuk memperkuat ketahanan moral di Jawa Timur.
“Kasus ini jangan hanya berhenti di penggerebekan. Pemerintah harus hadir melakukan mitigasi sosial secara berkelanjutan agar moralitas dan karakter anak bangsa tetap terjaga,” pungkasnya.{}



