Pendidikan, Disabilitas, dan Harapan: Cerita Inspiratif Puguh DPRD Jatim dari Seminar Publik di Uniga

Seminar Publik bertajuk “Ekspresi dan Prestasi dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045” yang digelar di Universitas Gajayana (Uniga) Malang pada Senin (4/8/2025) menjadi panggung inspiratif bagi ratusan peserta dari berbagai kalangan. Tidak hanya mengulas strategi menyongsong Indonesia Emas, acara ini juga menorehkan kisah haru dan harapan bagi kelompok disabilitas.

Anggota DPRD Jawa Timur dari Dapil Malang Raya, Puguh Wiji Pamungkas, hadir sebagai narasumber utama dalam seminar yang dipenuhi antusiasme mahasiswa, pelajar, alumni, hingga perwakilan organisasi penyandang disabilitas. Puguh, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Fraksi PKS DPRD Jatim, menegaskan pentingnya sinergi pendidikan dalam mencetak generasi unggul menuju 100 tahun Indonesia Merdeka di 2045.

“Hari ini kita bicara tentang generasi bonus demografi, anak-anak muda yang menjadi ‘iron stock’ penerus bangsa. Kita harus memperluas kapasitas untuk menciptakan masa depan — expanding our capacity to create our future,” ujar Puguh dalam paparannya.

Puguh juga menyampaikan sejumlah tantangan dalam dunia pendidikan, mulai dari disparitas kualitas antarwilayah, keterbatasan infrastruktur, hingga akses pendidikan untuk kelompok marjinal. Ia menekankan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama DPRD telah melakukan berbagai inisiatif, termasuk mengalokasikan dana pendidikan melalui skema BPUPP lebih dari Rp1 triliun setiap tahun, guna memperkuat dana BOS dan mendukung sekolah negeri maupun swasta.

Acara yang dibuka oleh Rektor Universitas Gajayana, Prof. Dr. Ernani Hadiyati, S.E., M.S., dan dihadiri oleh Ketua LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dyah Sawitri, S.E., M.M., ini menjadi istimewa ketika sesi tanya jawab menghadirkan suara dari kelompok disabilitas.

Seorang peserta bernama Akib, penyandang disabilitas, menyampaikan keluhannya tentang minimnya akses pendidikan tinggi bagi difabel. Respons cepat pun datang dari Puguh, yang menjelaskan program beasiswa KIP Kuliah dari pemerintah pusat. Namun yang paling mengejutkan, pihak kampus langsung mengumumkan akan memberikan beasiswa penuh kepada Akib, dari masuk hingga lulus kuliah.

“Ini momen yang menyentuh dan menjadi keberkahan dari forum hari ini. Ketika kampus langsung merespons secara konkret, kita melihat semangat inklusif benar-benar hidup. Ini bukan sekadar seminar, tapi aksi nyata,” ungkap Puguh.

Sontak seluruh peserta memberikan tepuk tangan meriah, dan suasana berubah haru ketika Akib menerima keputusan tersebut dengan penuh rasa syukur.

Seminar publik ini tak hanya menjadi ruang diskusi strategis tentang masa depan Indonesia, tetapi juga menjadi simbol nyata bagaimana pendidikan bisa menjangkau semua kalangan, termasuk mereka yang selama ini terpinggirkan.

“Indonesia Emas 2045 tak bisa hanya dibangun oleh sebagian kelompok. Ia harus dirancang bersama, dengan memberi ruang dan harapan untuk semua,” tutup Puguh.{}

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top