Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem di Surabaya pada 17-23 Maret 2025. Menyikapi hal ini, Anggota DPRD Jawa Timur dari Dapil Surabaya, Lilik Hendarwati, mengimbau masyarakat dan Pemerintah Kota Surabaya untuk meningkatkan kewaspadaan guna meminimalkan dampak yang ditimbulkan.
Ketua Fraksi PKS Jatim itu meminta warga tetap waspada terhadap potensi bencana akibat hujan lebat dan angin kencang. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak berteduh di bawah pohon besar atau papan reklame saat hujan deras, serta selalu memantau informasi cuaca terkini melalui sumber resmi seperti situs BMKG atau aplikasi InfoBMKG.
Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat agar mengikuti arahan dari pihak berwenang dalam upaya mitigasi bencana. Dengan kesiapsiagaan yang baik, diharapkan dampak negatif dari cuaca ekstrem dapat diminimalkan.
Selain mengimbau masyarakat, Lilik juga meminta Pemkot Surabaya untuk mengambil langkah antisipasi yang lebih serius dalam menghadapi cuaca ekstrem.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan dinas terkait diminta meningkatkan kesiapsiagaan dengan menyiapkan posko tanggap darurat di daerah rawan banjir, longsor, dan angin kencang.
Ia menegaskan pentingnya memastikan drainase, tanggul, dan pompa air berfungsi optimal untuk mengurangi risiko banjir. Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga harus aktif membersihkan saluran air, sungai, dan gorong-gorong untuk mencegah penyumbatan yang bisa memperparah genangan air.
Lilik menekankan pentingnya koordinasi antarlembaga dalam menghadapi ancaman cuaca ekstrem. Menurutnya, Pemkot harus mengintensifkan komunikasi antara BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, kepolisian, dan TNI untuk mempercepat respons jika terjadi bencana.
Aparat seperti Satpol PP, TNI-Polri, serta relawan juga harus disiagakan untuk membantu evakuasi dan penanganan darurat. Pemerintah juga perlu memastikan stok logistik darurat, seperti sembako, selimut, dan obat-obatan, tersedia di titik-titik pengungsian untuk mengantisipasi skenario terburuk.
Selain itu, Pemkot diminta meningkatkan sosialisasi dan peringatan dini kepada masyarakat melalui media sosial, radio, dan pengumuman di tempat umum.
Ia juga mengimbau warga untuk memperkuat atap rumah, memangkas cabang pohon yang berisiko tumbang, dan tidak berteduh di bawah baliho atau pohon saat angin kencang. Peran kelurahan dan kecamatan juga sangat penting dalam memberikan edukasi kepada warga tentang langkah-langkah menghadapi bencana.
Dari sisi kesehatan, Lilik meminta Dinas Kesehatan memastikan kesiapan puskesmas dan rumah sakit dalam menangani korban bencana serta penyakit akibat cuaca ekstrem, seperti ISPA dan diare.
Ambulan dan tenaga medis juga harus disiagakan di wilayah yang berpotensi terdampak.
Ia berharap semua pihak, baik masyarakat maupun Pemkot, dapat bekerja sama dalam menghadapi cuaca ekstrem ini. Dengan langkah antisipasi yang tepat, dampak negatifnya bisa diminimalkan.
“Kita harus bersatu dan waspada. Jangan sampai cuaca ekstrem ini membawa bencana bagi warga Surabaya,” pungkasnya.{}