Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur dari Fraksi PKS, Khusnul Khuluk, menyoroti kelangkaan gas elpiji 3 kg yang membuat masyarakat harus mengantre di agen resmi untuk mendapatkannya. Menurutnya, kebijakan ini sangat memberatkan, terutama bagi warga yang tinggal jauh dari lokasi agen.
Mulai 1 Februari 2025, pemerintah melarang pengecer menjual gas elpiji 3 kg bersubsidi, sehingga masyarakat harus membeli langsung ke agen resmi. Kebijakan ini menyebabkan antrean panjang dan kesulitan akses, terutama bagi mereka yang tinggal jauh dari agen.
Sementara, Kementerian ESDM membatasi distribusi elpiji bersubsidi 3 kg kepada pengecer maksimal 20% sejak Maret 2023. Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan distribusi tepat sasaran, namun di beberapa wilayah, terutama yang terpencil, implementasinya kurang optimal, menyebabkan kelangkaan.
“Tanggapan saya terkait dengan gas elpiji 3 kg yang harus dibeli di agen itu sangat memberatkan. Di Klakah, tempat saya tinggal, jarak rumah dengan agen cukup jauh, sehingga menyita banyak waktu masyarakat kecil hanya untuk membeli gas,” ujar Khusnul.
Ia menilai bahwa meskipun kebijakan ini masih dalam tahap uji coba selama satu bulan, evaluasi harus segera dilakukan. Apalagi menjelang bulan Ramadan, kebutuhan gas meningkat dan masyarakat bisa mengalami kesulitan lebih besar jika gas tiba-tiba habis saat sahur.
Selain itu, pembatasan jumlah pembelian bagi pedagang kecil juga dinilai merugikan. Dengan harga bahan pokok yang terus naik dan daya beli masyarakat yang menurun, kesulitan mendapatkan gas elpiji semakin menambah beban ekonomi mereka.
Khusnul menegaskan bahwa jika alasan utama kebijakan ini adalah untuk menekan harga jual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), maka seharusnya yang diawasi adalah pengecer yang menjual harga terlalu tinggi, bukan justru membebani masyarakat dengan aturan baru.
“Daripada masyarakat harus antre jauh untuk mendapatkan gas, lebih baik pemerintah memperketat pengawasan harga di lapangan,” tegasnya.
Ia berharap kebijakan ini segera dievaluasi agar masyarakat kecil tidak semakin kesulitan dalam memenuhi kebutuhan energi sehari-hari.{}