Ketahanan Pangan Jatim, Khusnul Khuluk: Lahan Pertanian Jangan Dikorbankan untuk Industri

Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Khusnul Khuluk, menegaskan pentingnya menjaga lahan pertanian agar tidak dialihfungsikan untuk industri.

Hal ini disampaikannya dalam menanggapi arahan Presiden Prabowo Subianto kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, untuk memperkuat ketahanan pangan di provinsi ini.

“Potensi pangan yang ada di Jatim ini luar biasa, misalnya beras, di samping memenuhi kebutuhan Jawa Timur juga bisa dikirim ke beberapa provinsi lain. Selain itu, ada juga jagung, daging sapi, daging ayam, serta telur ayam yang produksinya sangat besar, terutama di Blitar yang menjadi sentra produksi,” ujar legislator PKS ini.

Tak hanya itu, Jawa Timur juga dikenal sebagai salah satu daerah penghasil susu sapi terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, menurut Khusnul, untuk menopang program ketahanan pangan yang menjadi prioritas Presiden Prabowo, diperlukan berbagai langkah strategis yang melibatkan pemerintah.

“Saya berharap yang pertama adalah pengadaan lahan baru, yang tentunya membutuhkan campur tangan pemerintah. Artinya, harus ada sinergitas antara program ini dengan kebijakan tata ruang, terutama perumahan. Daerah yang sudah menjadi lahan pertanian seharusnya tidak dialihfungsikan menjadi kawasan industri atau perumahan,” tegasnya.

Khusnul juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan) bagi petani Jawa Timur.

Menurutnya, dukungan terhadap alat pertanian harus mencakup seluruh proses dari pra-tanam hingga panen. Selain itu, infrastruktur pendukung seperti sistem irigasi juga harus mendapat perhatian lebih karena masih terdapat banyak kekurangan di berbagai daerah.

“Dengan adanya tambahan lahan untuk memenuhi stok nasional, tentu semua aspek harus dipersiapkan dengan baik, termasuk sarana dan prasarana pertanian. Tidak lupa juga, kebutuhan akan pupuk subsidi menjadi hal yang sangat krusial,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa alokasi pupuk subsidi dari pemerintah pusat saat ini masih menjadi perhatian, terutama dengan rencana penambahan lahan pertanian hingga sekitar dua juta hektare. Jika alokasi pupuk masih sama dengan tahun sebelumnya, maka dikhawatirkan akan terjadi kelangkaan yang berpotensi menghambat produktivitas petani.

Sebagai langkah alternatif, Khusnul juga mendorong pemerintah untuk memberikan edukasi dan contoh penggunaan pupuk organik kepada petani. Menurutnya, kesadaran petani untuk tidak hanya bergantung pada pupuk kimia sangat penting guna menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang.

“Dinas terkait bisa memberikan contoh nyata mengenai manfaat dan kegunaan pupuk organik, agar petani bisa memahami pentingnya diversifikasi dalam pemupukan demi keberlanjutan lahan pertanian,” pungkasnya.

Dengan berbagai tantangan dan peluang yang ada, Jawa Timur diharapkan terus menguatkan perannya sebagai salah satu pilar ketahanan pangan nasional dengan dukungan penuh dari pemerintah dan para pemangku kebijakan terkait.{}

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top