Jadi Tuan Rumah Porprov, Tapi Atletnya Makan Ayam Tiren, Puguh DPRD Jatim Minta Bupati Malang Klarifikasi

Menjelang perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025, publik dikejutkan dengan kabar viral seorang atlet binaraga asal Kabupaten Malang yang terpaksa mengonsumsi ayam tiren (ayam mati kemarin) demi memenuhi kebutuhan proteinnya.

Kejadian ini menuai sorotan tajam dari anggota DPRD Jawa Timur Fraksi PKS dari Dapil Malang Raya, Puguh Wiji Pamungkas.

Puguh menyayangkan kejadian tersebut dan menyebutnya sebagai ironi di tengah persiapan Kabupaten Malang sebagai salah satu tuan rumah Porprov.

“Sangat menyayangkan atas peristiwa viralnya seorang atlet binaraga di Kabupaten Malang yang memakan ayam tiren karena tidak ada dana dari cabor yang menaungi dia,” ujar Puguh, Selasa (6/5/2025).

Ia menilai, sebagai tuan rumah, Kabupaten Malang seharusnya menunjukkan keseriusan dalam pembinaan atlet, bukan malah menghadirkan kisah memilukan yang menjadi konsumsi publik.

“Ini menjadi fenomena yang paradoks. Kabupaten Malang bukan hanya ditunjuk sebagai tuan rumah, tapi seharusnya juga siap berprestasi. Adu gengsi di ajang Porprov itu penting, dan pembinaan atlet adalah kuncinya,” tegas legislator PKS itu.

Lebih lanjut, Puguh mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi yang ia terima, Pemerintah Kabupaten Malang telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp19 miliar untuk persiapan Porprov Jatim 2025.

Namun, kejadian ini memunculkan pertanyaan besar soal transparansi dan distribusi anggaran.

“Bupati Malang, Pak Haji Sanusi, harus segera melakukan klarifikasi dan penelusuran. Dana sebesar itu harusnya bisa menjamin kebutuhan dasar atlet, termasuk gizi dan pelatihan. Waktu menuju Porprov tinggal sebentar lagi, ini sudah bulan Mei, sementara gelaran dimulai 28 Juni,” jelasnya.

Puguh juga mendorong Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), KONI, dan cabang olahraga terkait untuk lebih serius dalam melakukan pembinaan atlet.

Ia menekankan pentingnya pencairan dana pembinaan agar para atlet bisa fokus berlatih dan bertanding dengan kondisi prima.

“Pendanaan itu sangat penting. Jangan sampai atlet kita justru terbebani dengan kebutuhan hidup harian karena tidak adanya dukungan dari pemerintah. Kalau ini terus terjadi, bagaimana kita bisa berharap hasil maksimal di Porprov?” pungkasnya.

Puguh berharap, kejadian ini menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola pembinaan atlet di Kabupaten Malang. Ia ingin ke depan, para atlet tidak hanya siap berlaga, tapi juga membawa pulang prestasi yang membanggakan bagi daerahnya.{}

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top