Apresiasi Panen Raya Padi di Malang, Puguh DPRD Jatim Dorong Pertanian Vertikal sebagai Solusi Kota

Di tengah tantangan menyempitnya lahan pertanian di Kota Malang, panen raya padi yang digelar di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Senin (7/4/2025), membawa angin segar. Hasil panen yang mencapai 8 ton gabah per hektare dinilai sebagai capaian yang patut diapresiasi.

Hal ini disampaikan langsung oleh anggota DPRD Jawa Timur Dapil Malang Raya, Puguh Wiji Pamungkas.

Puguh yang juga Sekretaris Fraksi PKS DPRD Jatim mengapresiasi upaya para petani dan pemerintah kota yang terus mempertahankan produktivitas pertanian meski lahan makin terbatas.

Namun, ia juga menyoroti fakta yang tak bisa diabaikan: lahan pertanian Kota Malang terus mengalami penyusutan.

“Dari data Dinas Ketahanan Pangan, tahun 2011 lahan produktif Kota Malang masih 1.300 hektare, turun menjadi 995 hektare di 2020, dan sekarang tinggal 985 hektare. Ini memprihatinkan,” ungkap pria yang akrab disapa Dokter Puguh.

Melihat tren tersebut, Puguh mendorong lahirnya solusi inovatif di sektor pertanian kota. Salah satunya adalah pengembangan pertanian vertikal dan hidroponik.

“Di tengah keterbatasan ruang, kita harus mulai berpikir kreatif. Pertanian vertikal bisa jadi solusi karena mampu mengoptimalkan ruang secara vertikal, sedangkan hidroponik memungkinkan tanaman tumbuh tanpa tanah. Ini cocok untuk lingkungan urban seperti Malang,” jelasnya.

Tak hanya soal teknologi, Puguh juga menekankan pentingnya edukasi dan pelatihan petani agar mampu beradaptasi dengan sistem pertanian modern.

Ia mendorong keterlibatan para ahli dan institusi pertanian dalam mendampingi petani lokal.

“Kita perlu membekali para petani dengan keterampilan baru agar mereka tetap produktif. Pelatihan dan pendampingan menjadi kunci,” tambahnya.

Lebih jauh, Puguh menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan ekologi. “Teknologi itu harus ramah lingkungan. Jangan sampai inovasi pertanian justru merusak ekosistem dan mengancam keanekaragaman hayati,” ujarnya.

Ia juga mendorong lahirnya kebijakan pro-pertanian perkotaan. Menurutnya, dukungan pemerintah dalam bentuk alat pertanian vertikal, sistem distribusi efisien, hingga pembentukan pasar lokal sangat dibutuhkan untuk memperkuat ketahanan pangan di kota.

“Pertanian kota bukan sekadar wacana. Ini solusi nyata jika kita serius mendukung. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, saya yakin Malang bisa jadi pelopor pertanian modern di perkotaan,” pungkas Puguh.{}

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top