Aksi teatrikal warga yang membuka jalur wisata “Jenglongan Sewu” di tengah Jalan Pantura Pasuruan sebagai bentuk kritik terhadap banyaknya lubang di jalan mendapat perhatian dari Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur, Harisandi Savari. Menurutnya, aksi ini adalah sindiran halus yang harus segera direspons oleh pihak terkait.
“Wisata Jenglongan Sewu ini merupakan sindiran halus kepada pihak terkait, dan mereka harus peka. Ini bukan kali pertama aksi seperti ini dilakukan, bahkan di beberapa wilayah luar Jawa Timur, aksi teatrikal semacam ini sering menjadi bentuk protes masyarakat,” ujar Harisandi, Senin (11/2).
Menurutnya, aksi ini mencerminkan kejenuhan masyarakat yang merasa keluhan mereka tak kunjung didengar. Ia menegaskan bahwa perbaikan ruas jalan Kraton-Klatek harus menjadi prioritas dinas terkait, mengingat banyaknya kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat kondisi jalan yang berlubang.
“Perbaikan jalan yang rusak harus diprioritaskan agar tidak memakan korban jiwa. Sudah beberapa kali warga mengalami kecelakaan akibat kondisi jalan yang buruk,” tegasnya.
Sebagai anggota Komisi D DPRD Jatim yang membidangi infrastruktur dan pembangunan, Harisandi mendorong pemerintah untuk lebih cepat dalam menangani perbaikan jalan, terutama di ruas-ruas vital seperti Jalan Pantura Pasuruan yang menjadi jalur utama lalu lintas barang dan penumpang.
“Jangan menunggu ada korban lagi. Aksi ini harus menjadi alarm bagi pemerintah untuk segera bertindak. Masyarakat sudah berbicara, sekarang giliran pemerintah merespons dengan tindakan nyata,” pungkasnya.{}