Anggota DPRD Jatim Lilik Hendarwati Kecam Keras Kasus Perkosaan Anak di Panti Asuhan Surabaya

Kasus perkosaan terhadap anak di sebuah panti asuhan di Surabaya menuai kecaman dari berbagai pihak. Anggota DPRD Jawa Timur, Lilik Hendarwati, yang mengecam keras tindakan tersebut dan mendesak aparat hukum untuk bertindak tegas.

“Pelecehan apalagi perkosaan terhadap anak, terutama di lingkungan panti, adalah tindakan tidak manusiawi dan harus dihukum seberat-beratnya,” tegas Lilik Hendarwati.

Menurutnya, kasus ini harus ditangani dengan serius oleh kepolisian dan kejaksaan agar pelaku mendapat hukuman setimpal.

“Kami mendesak aparat penegak hukum untuk bertindak cepat dan transparan dalam proses penyelidikan serta memastikan tidak ada pihak yang mencoba melindungi pelaku,” tambah Ketua Fraksi PKS DPRD Jawa Timur ini.

Selain aspek hukum, Lilik juga menekankan pentingnya pendampingan terhadap korban.

“Anak-anak korban harus mendapatkan perlindungan penuh, termasuk pendampingan psikologis dan hukum, serta dijauhkan dari segala bentuk intimidasi,” ujar Lilik.

Kasus ini, menurut Lilik, harus menjadi momentum untuk mengevaluasi sistem pengawasan panti asuhan di Jawa Timur. Ia meminta pemerintah melakukan audit menyeluruh terhadap panti-panti asuhan guna memastikan lingkungan yang aman bagi anak-anak.

“Kita perlu meninjau kembali regulasi terkait dan, jika diperlukan, membentuk tim investigasi khusus untuk mengevaluasi pengelolaan panti asuhan secara menyeluruh,” kata legislator PKS ini.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kebijakan pencegahan dengan memperketat standar rekrutmen dan pengawasan terhadap pengasuh panti.

“Perlu ada mekanisme pelaporan yang mudah diakses oleh anak-anak agar mereka berani bersuara jika mengalami kekerasan atau pelecehan,” jelasnya.

Lilik Hendarwati juga menyoroti perlunya kerja sama antara Kementerian Sosial, Komnas Perlindungan Anak, LSM, serta tokoh masyarakat dalam memperkuat perlindungan anak di panti asuhan.

“Kami berharap ada pengawasan intensif dan sinergi dari berbagai pihak agar kasus seperti ini tidak hanya ditangani secara reaktif, tetapi juga bisa dicegah di masa depan,” tutupnya.

Kasus ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih serius dalam memastikan keamanan anak-anak di panti asuhan, sekaligus menegaskan bahwa tidak ada ruang bagi pelaku kekerasan terhadap anak di Jawa Timur.{}

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top