Waspadai Penyusupan Paham Radikal Lewat Game Online, Puguh DPRD Jatim: Ini Alarm Bagi Kita Semua

Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Puguh Wiji Pamungkas, menyoroti serius peringatan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terkait adanya upaya penyusupan paham radikal melalui game online, seperti Roblox.

Menurutnya, hal ini menjadi alarm bagi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di kalangan keluarga dan masyarakat Jawa Timur yang memiliki tingkat pengguna internet sangat tinggi.

Peringatan tersebut disampaikan BNPT dalam Dialog Kebangsaan Bersama Ormas dan Tokoh Perempuan dalam Rangka Meningkatkan Toleransi dan Moderasi Beragama di Asrama Haji Padang, Sumatera Barat (8/10), di mana Mayor Jenderal TNI Sudaryanto mengingatkan bahwa penyebaran ideologi radikal kini telah menyusup lewat platform permainan daring.

Puguh, yang juga Sekretaris Fraksi PKS DPRD Jawa Timur, menyebut fenomena ini sebagai bentuk baru dari doktrinasi radikalisme yang tidak lagi dilakukan di ruang-ruang fisik, tetapi telah bergeser ke dunia digital.

“Itu tentu menjadi keprihatinan bagi kita semuanya sekaligus menjadi alarm, bahwa sekarang doktrinasi radikalisme intoleran itu tidak lagi melalui ruang-ruang mimbar offline, tetapi melalui game. Kita tahu peminatnya di kalangan anak muda ini sangat banyak,” ujar Puguh.

Ia menambahkan, berdasarkan data tahun 2020, terdapat 26,3 juta pengguna internet di Jawa Timur, atau lebih dari 60 persen penduduk provinsi ini. Angka tersebut dipastikan terus bertambah setiap tahun, sehingga potensi penyebaran paham berbahaya di dunia digital semakin besar.

“Ini menjadi bagian yang harus kita perhatikan karena sangat mengancam keberlangsungan bangsa. Jawa Timur adalah provinsi yang heterogen dan plural, dan kita semua bersepakat menjadikan Pancasila dan UUD 1945 sebagai panduan. Keberagaman harus dijaga, bukan dipecah dengan ideologi ekstrem,” tegasnya.

Puguh menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga dalam menangkal penyusupan paham radikal. Pemerintah memiliki peran dalam menerapkan regulasi dan pengawasan hukum, sementara keluarga menjadi benteng utama dalam menjaga karakter dan moral anak-anak.

“Kerjasama ini harus menjadi keterpaduan yang saling menguatkan untuk menanggulangi ancaman infiltrasi paham-paham radikal. Tidak menutup kemungkinan, selain lewat game online, paham itu juga disusupkan lewat berbagai platform digital lain yang kini ada di genggaman masyarakat lewat smartphone,” ujarnya menegaskan.

Puguh berharap, peringatan BNPT ini tidak dianggap sepele, melainkan menjadi momentum bagi semua pihak untuk memperkuat pendidikan karakter, literasi digital, dan moderasi beragama di kalangan generasi muda.

“Kalau kita lengah, anak-anak bisa menjadi sasaran empuk bagi kelompok intoleran. Maka, pengawasan, edukasi, dan keteladanan di rumah serta ruang publik digital harus diperkuat bersama,” tutupnya.{}

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top