HUT Surabaya ke-732, Lilik Hendarwati Beri Catatan Penting untuk Pembangunan Kota

Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Surabaya ke-732, Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari Daerah Pemilihan (Dapil) Surabaya, Lilik Hendarwati, menyampaikan sejumlah catatan penting terkait arah pembangunan kota.

Salah satu sorotan utama politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini adalah soal pemerataan dampak pembangunan, terutama di wilayah pinggiran kota.

Menurut Lilik, meski Kota Surabaya memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang tergolong besar, manfaatnya belum sepenuhnya dirasakan oleh seluruh masyarakat. Ia menilai, kawasan pinggiran masih tertinggal dalam hal infrastruktur dan pelayanan publik.

“Kita berharap kesejahteraan masyarakat Surabaya ini betul-betul bisa merata, tidak hanya di pusat kota, tapi juga masyarakat di wilayah pinggir,” ujar Ketua Fraksi PKS Jatim ini.

Sebagai contoh, Lilik menyebut beberapa wilayah di Surabaya Barat masih mengalami keterbatasan akses jalan dan sistem drainase yang belum memadai. Ia juga mengkritisi proyek infrastruktur seperti perbaikan jalan dengan box culvert yang tidak dikerjakan secara menyeluruh.

“Kalau tidak dituntaskan, hasilnya justru membahayakan. Ketimpangan permukaan jalan bisa menimbulkan kecelakaan, apalagi saat hujan,” tegasnya.

Dalam aspek transportasi, Lilik juga mengingatkan pentingnya kebijakan yang inklusif. Ia menyambut baik hadirnya layanan transportasi baru seperti Wirawiri, namun mengingatkan agar keberadaannya tidak mematikan mata pencaharian pengemudi ojek online yang sudah lebih dulu eksis.

“Perlu ada pengaturan wilayah operasi yang adil. Semua pelaku transportasi harus bisa tetap beroperasi dan mencari nafkah,” ujarnya.

Tak hanya soal pembangunan fisik, Lilik juga menyoroti lemahnya pemanfaatan aset milik Pemerintah Kota Surabaya yang hingga kini masih banyak dibiarkan terbengkalai. Padahal, menurutnya, aset-aset tersebut bisa menjadi ruang produktif untuk kegiatan ekonomi warga seperti UMKM, koperasi, dan program pemberdayaan tingkat RT/RW.

“Pak Wali (Eri Cahyadi) katanya sudah membuka ruang, tapi lurah-lurah di lapangan masih belum berani kasih izin. Ini perlu diselesaikan agar warga punya ruang untuk berdaya,” tandasnya.

Lilik juga mengingatkan bahwa proyek-proyek strategis nasional (PSN) yang berjalan di Surabaya harus memberikan dampak langsung bagi masyarakat kecil. Ia menekankan, pembangunan seharusnya tidak berhenti pada aspek fisik atau pencitraan belaka.

“Kalau warga hanya dilibatkan sebagai satpam atau tukang karcis, tapi tidak diberi ruang jadi pelaku UMKM, maka itu bukan pembangunan yang adil,” ucapnya.

Di akhir pernyataannya, melalui akun media sosialnya, Lilik turut mengucapkan selamat hari jadi kepada Kota Surabaya.

“Selamat milad untuk Kota Surabaya yang ke-732. Mudah-mudahan warga Kota Surabaya selalu menjadi warga yang membanggakan, yang selalu tangguh, semangat, pemberani, dan always WANI,” katanya.

Ia berharap agar Surabaya terus tumbuh menjadi kota yang tidak hanya megah secara fisik, tetapi juga kuat dalam keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakatnya.{}

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top