Anggota DPRD Jawa Timur dari Dapil Malang Raya, Puguh Wiji Pamungkas, menyoroti minimnya gaung Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur ke-9 yang akan digelar pada 28 Juni hingga 5 Juli 2025 di wilayah Malang Raya. Ia menegaskan pentingnya sosialisasi masif karena gelaran ini menggunakan anggaran negara dalam jumlah yang tidak sedikit.
“Even ini event bergengsi, tapi gaungnya belum terasa. Masyarakat Malang Raya saja banyak yang belum tahu. Padahal, ini menggunakan uang negara yang besar,” ujar legislator PKS saat dihubungi Sabtu (12/4).
Masukan itu, ujar Puguh, ia disampaikan dalam rapat koordinasi Porprov di Bakorwil Malang, Kamis (10/4/2025) lalu.
Dalam rapat yang dihadiri oleh pimpinan Komisi E DPRD Jatim, Wakil Bupati Malang, Kadispora Kota Malang dan Kota Batu, serta Ketua KONI se-Malang Raya itu, Puguh menegaskan setidaknya ada tiga catatan penting yang perlu menjadi perhatian.
Pertama, menurutnya, Porprov bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan sarana utama dalam talents scouting atau penjaringan atlet-atlet muda berbakat dari seluruh penjuru Jawa Timur, yang nantinya dipersiapkan untuk PON 2028.
“Ini bukan sekadar lomba. Porprov harus dimaknai sebagai ajang mencetak atlet masa depan. Jangan sampai hanya jadi gelaran seremonial,” tegasnya.
Kedua, Puguh menekankan pentingnya dampak ekonomi dari gelaran olahraga besar ini. Dengan estimasi lebih dari 19.000 orang akan hadir, mulai dari atlet, pelatih, official, hingga keluarga dan penonton Porprov harus mampu menciptakan perputaran ekonomi di wilayah Malang Raya.
“Jangan hanya HIPMI, KONI juga harus menggandeng pelaku UMKM lokal dari Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kota Malang. Berikan mereka ruang berjualan, siapkan stan-stan, fasilitasi promosi. Ini momen emas,” tegasnya.
Ia juga mendorong agar pelaku UMKM diberi informasi lebih awal, agar mereka bisa bersiap dengan produk, layanan, dan tempat berjualannya.
Ketiga, Puguh menilai perlunya dibentuk database tunggal atlet Jawa Timur untuk memastikan pembinaan berjalan berkesinambungan dan tidak bersifat tambal sulam.
“Kita harus punya data tunggal atlet. Dari SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, juga semua yang punya bakat olahraga di seluruh cabor harus terdata. Ini penting agar pembinaan terarah dan berkelanjutan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Puguh juga meninjau beberapa venue yang akan digunakan, termasuk Stadion Gajayana yang disiapkan untuk pembukaan, serta venue cabor biliar di Kota Batu yang dinilai sudah sangat siap.
Ia mengapresiasi keseriusan tuan rumah, khususnya Pemkot Malang yang telah mengalokasikan anggaran hingga Rp79 miliar untuk kesiapan Porprov ini.
“Yang jelas, ini gelaran besar. Jangan hanya jadi ajang lomba, tapi harus berdampak: atlet dapat ruang berkembang, ekonomi masyarakat bangkit, dan Jawa Timur makin diperhitungkan,” pungkas Puguh.{}