Dalam kegiatan Reses Serap Aspirasi di Kecamatan Klojen, Kota Malang, suara hati para ibu terungkap. Ika, warga Kelurahan Pisangcandi, menyampaikan keprihatinannya atas kasus bullying yang kian merajalela, mulai dari tingkat TK hingga SMA.
“Anak-anak seringkali memilih diam karena takut melapor, sedangkan respon dari pihak sekolah belum maksimal,” ujarnya.
Mendengar curahan hati para orang tua dan masyarakat, Puguh Wiji Pamungkas, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, menegaskan bahwa isu bullying merupakan masalah serius yang harus segera ditangani.
Legislator PKS itu menyoroti peran teknologi, khususnya gadget, yang kerap menjadi media munculnya perilaku bullying dan cyberbullying.
“Hari ini, teknologi justru menjadi pedang bermata dua. Anak-anak terpapar konten negatif yang bisa memicu perilaku bullying, baik di dunia nyata maupun maya,” jelas Puguh.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara orang tua, sekolah, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendidik bagi anak-anak.
Puguh juga mengimbau agar pihak terkait, seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, diberi mandat lebih kuat untuk mengatur dan menangani kasus bullying.
“Regulasi yang lebih ketat dan upaya edukasi yang intensif adalah kunci untuk mencegah dan mengurangi insiden bullying,” tegasnya.
Kegiatan reses ini menjadi momentum penting bagi warga untuk menyuarakan aspirasi demi masa depan generasi muda. Dengan dukungan bersama, diharapkan langkah nyata dalam penanganan bullying dapat segera terwujud, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan belajar dalam lingkungan yang aman dan penuh dukungan.{}