Reses di Enam Titik, Agus Cahyono Tegaskan Komitmen Perjuangkan Kepentingan Rakyat

Harga pupuk yang melambung tinggi, jalan lingkungan yang rusak, hingga sulitnya pelaku UMKM mendapatkan akses permodalan menjadi keluhan utama warga yang terungkap dalam reses pertama tahun 2025 yang dilakukan Wakil Ketua Komisi A DPRD Jawa Timur, Agus Cahyono.

Selama sepekan, ia berkeliling ke enam kecamatan di Ngawi, Ponorogo, dan Trenggalek untuk mendengar langsung suara masyarakat.

Di setiap titik, ratusan warga hadir dengan harapan aspirasi mereka bisa diperjuangkan di tingkat provinsi.

Dari kebutuhan petani hingga perbaikan infrastruktur desa, semua disampaikan agar mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.

Hal ini disampaikan Agus Cahyono saat melaksanakan reses pertama tahun 2025 pada 21-28 Februari.

Dalam kegiatan ini, ia mengunjungi enam titik, yakni Kecamatan Kendal dan Sine di Kabupaten Ngawi, Kecamatan Kota di Ponorogo, serta Kecamatan Bendungan, Pogalan, dan Pule di Kabupaten Trenggalek.

Di setiap titik reses, sekitar 100 warga hadir untuk menyampaikan aspirasi mereka. Berbagai keluhan dan harapan masyarakat mencakup sektor UMKM, pertanian, serta infrastruktur.

Dalam bidang pemberdayaan UMKM, warga mengeluhkan sulitnya proses perizinan usaha yang terkadang masih memberatkan.

Selain itu, akses permodalan yang terbatas serta minimnya pendampingan dalam produksi dan pemasaran menjadi kendala utama yang dihadapi oleh pelaku usaha kecil.

“Masyarakat berharap ada kebijakan yang lebih mempermudah mereka agar usaha dapat berkembang dengan baik,” kata legislator PKS itu.

Dari sektor pertanian, ketersediaan pupuk bersubsidi masih menjadi persoalan yang banyak dikeluhkan. Di beberapa daerah, petani mengalami kesulitan mendapatkan pupuk, sementara harga pupuk non-subsidi semakin mahal.

Selain itu, harga jual hasil panen yang cenderung turun juga menjadi tantangan tersendiri bagi petani. Permintaan terkait bantuan alat dan mesin pertanian, serta perbaikan jaringan irigasi, turut disampaikan agar sektor pertanian bisa lebih produktif dan berkelanjutan.

Di bidang infrastruktur, banyak warga mengusulkan perbaikan jalan lingkungan yang masih belum memadai. Pembangunan paving hingga jalan cor menjadi salah satu aspirasi utama yang diharapkan dapat segera direalisasikan demi kelancaran aktivitas masyarakat sehari-hari.

Selain menampung berbagai aspirasi masyarakat, Agus Cahyono menekankan pentingnya mengawal dua program besar di Trenggalek, yakni Jalur Lintas Selatan (JLS) yang menghubungkan Kecamatan Watulimo hingga Panggul, serta proyek Selingkar Wilis yang diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan perekonomian di sekitar kawasan tersebut.

“Meskipun saat ini pemerintah sedang melakukan efisiensi APBN dan APBD, dua program ini tetap harus mendapat perhatian serius agar manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat,” ujarnya.

Menanggapi aspirasi warga, Agus Cahyono menegaskan bahwa semua masukan yang diterima akan ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya.

Beberapa usulan dapat diperjuangkan melalui APBD Provinsi, sementara yang lain menjadi kewenangan pemerintah kabupaten atau bahkan pemerintah pusat.

“Oleh karena itu, koordinasi dengan DPRD kabupaten maupun DPR RI akan terus dilakukan agar aspirasi masyarakat bisa ditindaklanjuti dengan tepat,” tegasnya.

Dengan reses ini, Agus Cahyono berharap dapat terus memperjuangkan kepentingan rakyat dan memastikan bahwa pembangunan di Jawa Timur, khususnya di Ngawi, Ponorogo, dan Trenggalek, berjalan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.{}

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top